Sunday, May 31, 2009

Kahlil Gibran, sebuah puisi

Anak-anakmu

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya
Sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
-Kahlil Gibran-


Sebuah epos indah yang merefleksikan ketajaman serta pemahaman akan sebuah dunia yang mendalam dari penulisnya. Kahlil Gibran begitu melegenda tak terhapus waktu yang selalu menggulirkan peristiwa serta sejarah-sejarah baru di dunia. Ia tetap dikenang sang waktu dan namanya tetap menggaung sebagai seorang sastrawan yang tulisannya justru dikumpulkan dan dicetak berkali-kali. Name makes a history. Kahlil Gibran adalah ‘sesuatu’ dalam sejarah.
Setiap sentuhan kata-katanya menggetarkan hati. Sindirannya yang implisit seakan meremukkan tulang-tulang. Kesinisan, kegalauan, cinta, pemikiran, ekspresi rasa yang ia coba tuangkan dalam tulisannya menggugah setiap orang yang membacanya. Pelan mengalun, tajam menghujam, tiba-tiba meledak-ledak, menggelora. Lebih daripada itu, Kahlil Gibran hanyalah seorang manusia. Manusia yang mencoba memahami dunia hingga ke dalam sendi-sendi kehidupannya yang kompleks, pelik, tapi bagai sebuah candu. Ia hanya seorang filsuf kehidupan yang jenius dalam merangkai kata-kata. Ya, ia seorang Kahlil Gibran..
Puisinya yang berjudul Anak-anakmu ini adalah salah satu yang paling gw sukai. Entah, tapi seriously it is really make sense. Ketika gw membaca puisi ini pertama kali gw benar-benar SUKA. I think he is so GENIUS. Kahlil Gibran bisa mengekspresikan pemikirannya tentang sebuah hubungan antara orangtua dan anak dengan analogi yang sangat tepat, cerdas dan memukau.
I don’t wanna talk too much about the poetry. I think you should read more then twice by yourself and get the main idea about it. Then think, he is a genius, eh? ;)

3 comments:

  1. You may give them your love but not your thoughts.
    For they have their own thoughts.
    You may house their bodies but not their souls.
    For their souls dwell in the house of tomorrow, which
    you cannot visit, not even in your dreams.

    I LOVE THIS PART.

    ReplyDelete
  2. karena setiap anak akan hidup di zamannya masing2 ..

    ReplyDelete